Baru dua bulan menikmati rumah pondokan, Ibu Soedjariah ndangu[1] saya, apakah bersedia sekiranya diusulkan untuk ndherek[2] Pak Noto, karena sebuah kamar di pavilyun Jl. Diponegoro 52 kosong? “Saya yang akan matur[3]”. Continue reading “Mundur-Maju”
Maju-Mundur
Di suatu remang petang, hati terasa begitu gundah. “Apa pun resikonya, keputusan harus saya ambil. Tetap bekerja di Sala atau pindah ke Salatiga.”
Menurut Pak Parsito, saat bertemu di Continue reading “Maju-Mundur”
Nyuwito Pak Noto

Sebuah Pengantar [1]
Sewindu telah berlalu, tetapi nama Dr. O. Notohamidjojo, S.H yang lebih akrab dengan panggilan Pak Noto, bagi warga Universitas Kristen Satya Wacana tak akan layu oleh perjalanan waktu. Masing-masing mempunyai kenangan manis, yang mampu dengan lancar menuturkan pengalamannya, seakan peristiwa itu baru saja berlalu, karena Pak Noto adalah pribadi yang lekat, dekat dan akrab kepada setiap orang Continue reading “Nyuwito Pak Noto”